Harimau Sangkilan _Batanghari – Sejumlah pihak menyatakan keberatan terhadap pemberitaan yang menyebut seorang anggota kepolisian terlibat dalam peredaran narkoba. Mereka menilai berita tersebut tidak berimbang, menggiring opini negatif, dan tidak melalui proses konfirmasi yang sesuai dengan prinsip jurnalistik.
Eka, saksi utama yang berada di lokasi kejadian, menegaskan bahwa berita yang beredar tidak sesuai dengan fakta. Ia menyatakan bahwa M dan timnya baru saja menyelesaikan tugas penggerebekan dan hanya singgah sebentar di lokasi.
“Saya ada di sana dan saya yang menyapa M. Saat itu, saya hanya bercanda dengan M, begitu juga dengan Jam. Tapi candaan itu justru dipelintir dan diberitakan seolah-olah M terlibat dalam sesuatu yang tidak benar. Ini jelas merugikan,” ujar Eka saat memberikan klarifikasi di kediaman awak media.
Katim Opsnal Abdul Kadir, atau Bang Kadir, juga memberikan klarifikasi melalui sambungan telepon kepada awak media. Ia menyayangkan pemberitaan yang dinilai tidak didukung fakta yang jelas dan dapat merusak reputasi seseorang tanpa dasar yang kuat.
“Kami baru saja menyelesaikan tugas di lapangan dalam sebuah eksekusi. Tidak ada keterkaitan dengan dugaan yang diberitakan. Sangat disayangkan jika informasi disebarkan tanpa verifikasi yang benar,” tegasnya.
Pemilik toko, R, serta Jam, juga turut memberikan klarifikasi melalui sambungan telepon. Mereka menyesalkan pemberitaan yang dianggap tidak berimbang dan berpotensi menyesatkan masyarakat.
“Berita ini hanya menampilkan satu sisi tanpa konfirmasi kepada pihak-pihak yang disebutkan. Hal ini bisa mencemarkan nama baik orang yang tidak bersalah,” kata R.
Jam juga mengecam pemberitaan yang dinilai tidak profesional.
“Seharusnya ada keseimbangan dalam berita. Jangan hanya mengambil satu sumber tanpa mencari kebenaran yang sesungguhnya,” ujarnya.
Pemilik mobil yang fotonya muncul dalam pemberitaan turut meluapkan kekecewaannya.
“Siapa yang memberitakan ini? Mobil saya tidak ada kaitannya dengan kasus tersebut, kenapa malah dimasukkan dalam berita?” ucapnya melalui sambungan telepon.
Warga meminta agar media yang bersangkutan bertanggung jawab atas pemberitaan yang telah menimbulkan kesalahpahaman. Mereka berharap setiap informasi yang disampaikan kepada publik tetap berpegang pada prinsip jurnalistik yang objektif, akurat, dan tidak tendensius.
Lebih jauh, dampak dari pemberitaan yang tidak berimbang ini bisa merusak hubungan keluarga dari pihak yang dituduhkan. Tuduhan tanpa dasar yang disebarluaskan secara publik dapat memicu konflik internal serta mencemarkan nama baik seseorang di mata keluarga dan masyarakat.
“Berita yang tidak benar bukan hanya merugikan individu yang diberitakan, tapi juga keluarganya. Bayangkan dampaknya jika orang tua, istri, atau anak-anak mereka harus menanggung beban akibat fitnah yang tidak berdasar,” ujar salah satu warga yang turut menyayangkan pemberitaan tersebut.
Hingga saat ini, pihak media yang bersangkutan belum memberikan tanggapan atas kritik dan klarifikasi yang disampaikan oleh warga, pemilik toko, dan pemilik mobil yang merasa dirugikan oleh pemberitaan tersebut.
Pihak yang keberatan berharap media lebih mengedepankan prinsip keberimbangan dalam menyajikan berita, agar tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi yang belum terverifikasi dengan baik.(Red)