Harimausangkilan.com,Batanghari-Menyikapi kekecewaan dari beberapa sekolah penerima pengadaan peralatan teknologi berupa levtov, komputer dan chronebook pada tahun 2022 beberapa aktivis (LSM)Batanghari akan berupaya mengungkap kebenaran dugaan permainan dalam proyek pengadaan barang tersebut yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
Pada saat berbincang-bincing di taman danau letang seorang ketua LSM di batanghari Usman Yusup mengatakan”Kami beberapa beberapa LSM yang ada di Batanghari akan membuat laporan resmi ke POLDA JAMBI, KEJAGUNG dan Mabes POLRI.terkait adanya dugaan dana DAK tahun 2022 dan kami berharap masalah ini di usut sampai tuntas, kalau saja pihak dinas P&K beralibi bahwa semua pekerjaan tersebut sudah di periksa oleh pihak BPK dan inspektorat itu bagi kami hanya cerita dongeng yang selalu di nyanyikan oleh mereka.
“Pertanyaan kami, Apakah kasus yang sama terjadi di Dinas pendidikan provinsi Jambi tidak pernah di periksa BPK dan inspektorat…? Padahal itu sumber dana maupun di tahun yang sama dan sumber dana nya sama-sama dari dana DAK tahun anggaran sama yaitu tahun 2022,”Ujar Usaman.
Usman juga mengatakan”Pada tahun 2022 yang lalu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batanghari,Provinsi Jambi melakukan pengadaan peralatan teknologi dan informatika melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) ke beberapa sekolah,TK,SD dan SMP yang mendapat peralatan tersebut yang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi.
‘Untuk belanja modal komputer tersebut dianggarkan sebesar Rp. 14.715.000.000,-. Setiap satu sekolah dialokasikan sebesar Rp. 125.000.000,-.Jika uang tersebut memang di gunakan sesuai ketentuan ini sangat membantu menunjang program belajar mengajar di sekolah, namun kami menduga Alat yang di beli tidak sesuai dengan harapan sekolah karena banyak sekolah penerima barang merasa kecewa,”Ujarnya.
T1mbahnya lagi”Salah satu kepala Sekolah yang mendapatkan komputer tersebut mengaku kecewa karena alat yang didapatkan tidak sesuai spesifikasi.
“Yang diberikan berupa Chromebook bukan laptop atau pun komputer, jadi spesifikasinya tidak bagus. Kenapa tidak komputer atau laptop sekaligus, biar anak-anak bisa belajar menggunakan komputer,”sebutnya.
Sementara itu salah satu media perna memberitkan”Ada beberapa yang merasakan kecewa dengan alat komputer tersebut, kami mendapatkan 15 unit Chromebook dan setahu saya setiap sekolah yang mendapatkan Chromebook ini rata-rata sebanyak 15 unit.
‘Kami pun tidak tahu berapa anggaran yang digunakan untuk Chromebook, karena peralatan tersebut langsung diantar oleh pihak dinas. Setelah mengetahui berapa anggaran yang direalisasikan,”Tulisnya.
Sementara itu Supan Sopian juga mengtakan”Berarti dengan anggaran Rp. 125.000.000 dibagi 15 dihargakan Rp. 8.333.000/ Unit. Kalau dibelikan ke laptop lumayan tu spesifikasinya.Kalau Chromebook itu jelas di bawah laptop, harganya pun terjangkau sekitar tiga juta rupiah.
Beberapa isu yang berkembang, pihak APH sudah melakukan klarifikasi ke beberapa pejabat Dinas P dan K dan kepala sekolah untuk melakukan penelusuran, apakah ada kerugian negara atau tidak dari tahun 2023 Namun sampai saat ini belum ada kejelasan,”Ujar Sopian.
Hingga berita ini diterbitkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batanghari Zulpadli belum bisa untuk di konfirmasi karena masih ada kegitan diluar kota(Red)